Patrick Walujo Borong Saham GOTO Rp 10 Miliar Dinilai Bantu Dongkrak Pasar
Logo GoTo. Foto: Aditya Panji/kumparan
Direktur Utama PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Patrick Sugito Walujo, memborong 148.150.000 lembar GOTO Seri A, dengan harga rata-rata pembelian saham senilai Rp 67,5 per lembar. Total dana yang ia keluarkan sekitar Rp 10 miliar.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, menilai transaksi yang dilakukan Patrick Walujo itu tidak terlalu signifikan. Meski begitu, pembelian saham ini dapat mendongkrak pasar.
“Sebenarnya berita (Patrick Walujo borong saham) ini membantu untuk meningkatkan optimisme market. Tapi ya secara value kita melihatnya enggak besar dan enggak signifikan,” kata Martha dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas di Pacific Century Place, Selasa (17/10).
Martha mengatakan, jika ada direksi memborong saham perusahaan maka bisa dianggap memberi sinyal perusahaan dalam kondisi bagus. Sedangkan harga saham belum tentu menggambarkan kinerja perusahaan.
"Harga saham itu belum tentu mencerminkan kinerja, memang mungkin mencerminkan ekspektasi kinerja, tapi kita tidak tahu kinerjanya akan bagus atau tidak. Saya lihat sekarang ke sentimen market pelepasan lebih ke profit taking investor-investor yang pra IPO," imbuhnya.
Baca juga:
TK Islam Athirah Bukit Baruga Gelar "Serunya Bermain Air di Athirah Swimming Pool!"
Mengutip data RTI, saham GOTO ditutup melemah 1 poin atau 1,52 persen ke level 65 pada perdagangan Rabu. Mirae Asset Sekuritas mencatat IDX Techno menjadi pemberat IHSG, dengan saham GOTO anjlok 41 persen secara tahunan (ytd) dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun 41 persen ytd.
"Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga saham, bisa dari kinerja ataupun sentimen. Kalau GoTo saya lihat dengan suku bunga kelihatan akan sangat tinggi, saham teknologi cenderung dihindari," kata Martha.
Martha mencermati sentimen GoTo di luar kerja lebih dominan, salah satunya total keuntungan dari aset saham yang sudah terealisasi atau realized profit pra IPO. Para investor cenderung mengambil profit taking sehingga menguntungkan.
"Dari sisi prospek (GOTO) ada dari perusahaan teknologi karena valuasi engga murah. Untuk saham valuasinya tinggi, mereka butuh waktu lagi membuktikan sampai kapan bisa untung. kalau sudah positif," ujarnya.
Comments (0)
There are no comments yet