Membaca Ulang Tradisi: Irfan Palippui Sebut Karya Asia Ramli sebagai "Mesin Waktu" Rhizomatik
MAKASSAR – Dalam gelaran Makassar Biennale VI 2025, seniman Asia Ramli menghadirkan tawaran estetika baru melalui karya "Jejak Waktu Dalam Sarung". Karya ini dinilai sebagai sebuah intervensi penting dalam memandang objek budaya Bugis-Makassar.
Direktur Makassar Biennale, Irfan Palippui, memberikan catatan terkait gagasan karya ini. Menurutnya, Asia Ramli tidak sedang mempertontonkan sarung sebagai artefak mati, melainkan sebagai sebuah teks, rangkaian multi-dimensi yang hidup.
"Dalam perspektif ini, sarung bersifat rhizomatik atau merimpang. Ia menghubungkan masa lalu dan masa kini bukan secara linear, tapi sebagai sebuah kejadian yang simultan," jelas Irfan, Sabtu (22/11/2025).
Baca juga:
Miris! Petugas Damkar Makassar Dianiaya Warga saat Bertugas
Irfan menyoroti langkah Asia Ramli membawa sarung ke Nipah Park dan Losari sebagai bentuk deteritorialisasi.
"Sarung dicabut dari wilayah ritual atau domestiknya, lalu ditanam kembali di ruang sosial kontemporer. Di sanalah terjadi proses becoming-ancestor, di mana leluhur hadir bukan sebagai kenangan, tapi sebagai entitas yang aktif berdialog dengan ruang kota," tambahnya.
Pertunjukan yang melibatkan seniman pendukung seperti Taslim, Januari dan Resmi Surendra ini menjadi salah satu sorotan utama dalam tema "REVIVAL" yang diusung Makassar Biennale tahun ini.

Comments (0)
There are no comments yet