Bukan Hanya PSM, Dua Klub Liga 1 Ini Juga Punya Masalah Finansial
Liga Indonesia
JAKARTA - Tiga klub Liga 1 2023/2024 dipastikan memiliki masalah finansial. Mereka adalah tim-tim besar di Indonesia ada PSM Makassar, Persija Jakarta, dan terbaru PSIS Semarang.
Dalam dunia sepak bola, masalah keuangan memang menjadi salah satu yang terpenting.
Pasalnya keuangan yang dimiliki klub bisa mempengaruhi biaya operasional tim, hingga menggaji pelatih dan pemain.
Akan tetapi, dalam situasi tertentu terkada klub bisa memiliki kesulitan finansial.
Bahkan ada klub yang terus mengalami permasalahan ini hingga berkali-kali menunggak gaji pemain hingga pelatih.
Permasalahan finansial ini sebenarnya bisa menghantam klub manapun.
Namun, akhir-akhir ini beberapa klub di Liga 1 yang mendapat banyak sorotan.
Salah satu tim yang terus menjadi pembicaraan yakni PSM Makassar.
Klub berjuluk Juku Eja tersebut memang sudah beberapa bulan lalu diisukan memiliki masalah finansial.
Akan tetapi, awal Desember 2023 ini PSM ramai menjadi perbincangan karena masalah finansial ini.
Bahkan juara bertahan Liga 1 itu sempat tak menggelar latihan setelah menjalani pertandingan pekan ke-21 melawna Persib Bandung pada Senin (4/12/2023) lalu.
Para pemain dan pelatih PSM enggan menjalani latihan karena klub telah membayar gaji.
Permasalahan ini bahkan dibeberkan langsung oleh pelatih PSM Bernardo Tavares saat konferesni pers.
Pelatih asal Portugal tersebut mengatakan bahwa masalah finansial mempengaruhi tim karena mereka telat menerima gaji.
“Kami mempunyai masalah finansial, kami tidak latihan,” ujar Bernardo Tavares awal Desember lalu.
“Pemain kami mengalami beberapa bulan gaji terlambat, yang lain juga ada yang tiga bulan bahkan ada yang dari staf, lima bulan,” ujarnya.
Bahkan dalam kesempatan itu, juru taktik PSM itu juga meminta solusi terbaik dari klub.
“Beberapa orang telah diberikan haknya dan beberapa yang lain belum diberikan haknya. Ini tidak membuat situasi dalam tim lebih bagus,” tuturnya.
Walaupun tak lama setelah itu, pihak PSM langsung mencoba menyelesaikan dan membayar gaji para pemain hingga tim pelatih.
Hal ini karena terdapat juga pemain asingnya yakni Victor Mansaray bahkan memilih cabut.
Pemain asal Sierra Leone itu mengatakan bahwa ia tidak bisa menolerasi permasalahan gaji telat.
Menurutnya ia telah bekerja dengan baik, akan tetapi dia merasa dibohongi oleh tim.
Untuk itu, ia memutuskan cabut dari PSM.
Situasi ini membuat atasan PSM pun turun tangan langsung hingga akhirnya semua diselesaikan dan Victor Mansaray kembali bersama klub.
Untuk itu, dalam laga pekan ke-23, ia kembali bermain bersama PSM lawan Persik Kediri.
Ternyata permasalahan finansial tak hanya terjadi di PSM, Persija pun memiliki masalah yang sama.
Permasalahan finansial Persija Jakarta ini terjadi pada November lalu.
Hal ini karena salah satu sponsor utama Persija cabut, sehingga itu mempengaruhi semuanya.
Bahkan tim berjulukan Macan Kemayorna itu lesu pada masa bursa transfer putaran kedua lalu.
Baca juga:
DWP Kanwil Kemenag Sulsel Bahas Program Kerja Tahun 2024
Situasi ini bahkan membuat Persija hanya mampu merekrut satu pemain yakni Gustavo Almeida dengan status pinjaman.
Presiden Persija Mohamad Prapanca mengakui bahwa pihaknya memang ada masalah finansial.
Oleh karena itu, mereka tak bisa leluasa untuk mendatangkan pemain dalam bursa transfer.
Mereka mengatakan hanya merekrut pemain yang sesuai dengan kebutuhan.
“Ya kesulitan itu ada,” kata Prapanca beberapa waktu lalu.
“Tapi kami dapat meyakinkan sponsor-sponsor baru. Jadi mudah-mudahan itu bisa memperkuat kami dalam hal finansial sampai akhir musim,” ucapnya.
Persija memang mengaku memiliki masalah finansial, akan tetapi mereka tidak pernah diisukan telat bayar gaji.
Untuk itu, para pemain Persija pun masih terlihat terus tampil ngotot untuk bisa memperbaiki posisi tim di Liga 1.
Walaupun tak bisa dipungkiri di luar sana tak sedikit terdengar simpang siur bahwa Persija pun sempat telat membayar gaji pemain.
Akan tetapi, para pemain Persija tetap selalu tampil penuh saat Macan Kemayoran main.
Situasi ini sehingga tak ada kabar tak sedap, walaupun Persija memiliki masalah finansial.
Setelah dua klub tersebut, belum lama ini PSIS Semarang pun mengakui mengalami krisis finansial.
Hal ini disampaikan lagsung oleh CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi.
Ia tak ragu mengungkapkan bahwa Laskar Mahesa Jenar memiliki masalah dengan finansial klub.
Yoyok mengatakan bahwa Liga 1 2023/2024 ini menjadi ujian berat buat PSIS.
Permasalahan finansial mempengaruhi semuanya kepada PSIS.
Bahlan Yoyok dengan sendirinya mengakui pihaknya juga telat membayar gaji ke pemain.
Tentu ini karena dinilai masalah sponsor yang masih kurang.
Menurutnya sponsor bisa mempengaruhi semuanya, apalagi permasalahan penonton juga yang sedikit berminta sata tim merek amain.
Ia bahkan mengaku PSIS mengalami masalah ini karena sudah over budget.
“Kami sudah over budget terlalu banyak sebenarnya,” tutur Yoyok.
“Tapi kami cuma komitmen untuk selalu menyelesaikan kewajiban, cuma mungkin telat.”
"Telatnya tidak sampai lama, tapi sebulan, dua bulan.”
Yoyok menjelaskan apabila sebelumnya gaji pelatih hingga pemain tanggal 10 setiap bulannya.
Ini ada perubahan dengan dicicil dan tak bisa langsung lunas.
Menurutnya ini dilakukan karena PSIS pun terus memutar uang agar bisa memenuhi hak pemain.
Dia juga meminta agar tak ada yang khawatir, sebab PSIS dipastikan tetap akan bertahan walaupun memiliki masalah finansial ini.
Ketiga tim bersa tersebut sata ini dipastikan tengah berjuang dari masalah finansial tersebut. (*)
Comments (0)
There are no comments yet