Parangtambung Literature Clinic: Kembalinya Ruang Literasi Kritis

Redaksi - budaya
13 October 2025 18:13
Nurlailatul Qadriani, Dosen Sastra Indonesia, Universitas Haluoleo, Kendari

Nurlailatul Qadriani (Dosen Sastra Indonesia) 
 
Parangtambung Literature Clinic (PLC) adalah komunitas sastra dari Parangtambung yang lahir dari semangat intelektual sekelompok alumni dan mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar pada tahun 2014. Diinisiasi oleh Irfan Palippui bersama beberapa orang kawannya, komunitas ini hadir dengan semangat yang jelas: menjadi ruang kreatif bagi siapa saja yang tertarik mengasah kemampuannya dalam berkarya. 

Pada perjalanan awalnya, PLC membuktikan eksistensinya melalui karya-karya anggotanya yang dimuat di harian Fajar, salah satu media cetak yang menyediakan rubrik cerpen dan puisi ditiap minggunya di Kota Makassar. Pencapaian ini tidak hanya sekadar prestise, melainkan sebuah bukti nyata bahwa wadah kolektif yang solid akan mampu melahirkan karya-karya berkualitas. Meski sempat tertidur beberapa tahun, namun fondasi yang dibangun sejak awal telah menanamkan benih literasi yang kuat di kalangan anggotanya.

PLC tidak hanya sebagai ruang komunitas yang melahirkan penulis, akan tetapi juga  berkembang menjadi ruang diskursus yang lebih luas dan mendalam. Seiring waktu, orientasi komunitas ini bertransformasi—tidak hanya fokus pada penciptaan karya, tetapi juga pada pembacaan kritis terhadap fenomena sosial, politik, dan budaya Indonesia melalui kacamata sastra.

PLC memahami bahwa karya sastra adalah refleksi dan representasi realitas yang dapat membedah kompleksitas kehidupan masyarakat luas. Dengan pendekatan ini, PLC mengajak anggotanya untuk tidak hanya menjadi pencipta, tetapi juga menjadi pembaca kritis—yang mampu menangkap nuansa ideologis, konteks historis, dan dinamika sosial yang tersembunyi di balik narasi-narasi sastra. Transformasi ini berusaha menunjukkan kedewasaan komunitas dalam memahami peran sastra sebagai medium refleksi, representasi dan kritik sosial.

Tahun ini PLC bangkit kembali dengan membawa agenda ambisius bertajuk "1 Tahun Membaca Indonesia Melalui Novel". Program ini bukan sekadar pengaktifan kembali sebuah komunitas yang telah lama tertidur, melainkan sebuah pernyataan tegas bahwa PLC kembali dengan misi yang lebih terstruktur dan berorientasi jangka panjang.

Baca juga:
Peserta Didik SMA Islam Athirah 1 Makassar Awali Tahun Ajaran Baru dengan Halal Bihalal

Melalui pembacaan novel-novel Indonesia secara sistematis sepanjang tahun, PLC mengajak anggota dan publik untuk memahami perjalanan bangsa—dari masa ke masa, dari satu wilayah ke wilayah lain, dari berbagai perspektif pengarang dengan latar belakang yang beragam. Agenda ini menjadi strategi cerdas untuk membangun literasi mendalam sekaligus memperkuat identitas komunitas sebagai ruang belajar kolektif yang serius.

Kebangkitan PLC di tengah maraknya budaya konsumsi digital yang cepat dan dangkal menjadi angin segar bagi dunia sastra lokal. Komunitas ini membuktikan bahwa semangat literasi yang autentik tidak pernah benar-benar mati—ia hanya tertidur, menunggu momentum yang tepat untuk bangkit kembali dengan energi dan tujuan yang lebih matang.

 

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment